Powered By Blogger

Ayoo Ikutan...

Ayoo Ikutan...
Lomba...

DUNIA

Super Koplok Si Sahaeta

Pribadi Gw...

Foto saya
Pemalu dan Pendiam. Dua kata ini banyak orang yang tidak percaya. Apa lagi seseorang yang sudah mengenal dekat pribadi gw. Mereka pasti mencaci-maki, menghardik, menghina bahkan yang lebih parah lagi mungkin saja mereka muntah-muntah karena ketidakpercayaan itu. Tapi,biarkan saja bagi mereka yang tidak percaya sama gw. Peduli amat dengan kepercayaan yang mereka lakukan. Yang Pasti, sesuai dengan akte kelahiran gw dan keterangan yang sudah dijelaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa diri gw memang Pemalu dan Pendiam, titik.

16 Februari 2009

ANJING......Manajemen......!!!!!



Mana yang katanya besar....???
Mana yang katanya sedang Berlari....???
Mana yang katanya Merangkak untuk berdiri tegak....???

Semuanya Cuma Satu....!!!
Bullshit....!!!
Anjing....Manajemen...!!!

Tidak ada lagi yang bisa membuat besar
Tidak ada lagi yang bisa membuat berlari
dan Tidak ada lagi yang bisa membuat merangkat untuk bisa berdiri tegak....

Sekali Lagi....
Cuma Satu....
Anjing....Manajemen....!!!

06 Februari 2009

Kabar Para Matahari...



Pagi ini, cuaca masih saja mendung. Rintik hujan yang tak kunjung reda memaksaku untuk tetap berjalan menuju kantor. Seperti biasa, setelah terbangun pagi tadi, HP menjadi tujuan utamaku. Sekedar melihat pesan pendek yang belum terbaca. Ehm...tidak ada perintah hari ini. Tapi, seorang kawan memberikan kabar melalaui teleponnya jika IPDN diduga sedang berbuat ulah, kembali.

"Mang, praja IPDN aya nu maot deui. Saha budak SINDO anu ka ditu?," kata dia.

Sekejap, otakku langsung berfikir siapa yang akan ditugaskan kesana. "oh, nyak mang, engke urang ningali heula saha anu kaditu. Nuhun info na," ucapku.

Informasi ini langsung menjadi pikiran awal untuk hari ini dan siapa yang akan mengambilnya nanti. Sempat terfikir, "Matahari" itu yang bisa menggarap habis kejadian-kejadian besar di IPDN. Tapi, secepat kilat juga keinginan itu terhenti. Tidak mungkin lagi penugasan ini ku serahkan padanya. Karena, "Matahari" itu sudah tidak lagi dipihakku.

Ach..."gw aja gitu yang merapat kesana," Keinginan ini sempat terbesit dalam hatiku. Tapi, aku coba memberikan kabar ini kepada sejumlah rekan yang mungkin sedang berada dilapangan dan masih teringat percakapan semalam, seorang kawan meminta penugasan jika memang dibutuhkan.

Tanpa basa-basi, diriku langsung mengirimkan sms dan memberikan informasi awal yang ku peroleh tadi. "Mang, praja IPDN ada yang tewas lagi. Tolong dicek, amankan foto-fotonya. Mendagri juga ada di IPDN," pintaku untuk menggarap bahan berita ini.

Setalah merasa "aman" memberikan penugasan ini, aku langsung bergegas pergi ke kantor. Walaupun, sebenarnya tidak terlalu yakin dengan permintaan yang kuberikan padanya. Dan, ternyata memang benar, penugasan ini "dilempar" kembali ke teman yang lainnya.

"Mang kumaha ieu, urang dititah ka IPDN? trus, kemilau Jabar kumaha?,"
"Saha anu nitah? Udah, tetap garap Kemilau Jabar, Yang IPDN sudah ada yang ditugaskan" kataku

Keinginan untuk terjun langsung kelapangan langsung hilang dengan rasa kekesalan. Ketegaskan kembali kulakukan melalui SMS. "Ka, ente garap IPDN, Rudini tetap garap Kemilau Jabar. Ugi, bahan sosok minggu ini siapa?" isi SMS-nya.

Perlakukan seperti ini menjadi sulit dan beban tersendiri bagi diriku. Longgarnya peraturan tidak bisa membuatku berbuat banyak. Wajar, kalau semua "Matahari" yang ada telah terbenam dan menghilang dalam kegelapan. Tapi, tetap saja penugasan ini harus diselesaikan dengan profesional.

Dalam perjalanan ke kantor, aku sempat melamun. Seandainya saja, "matahari-matahari" itu masih ada, mungkin tidak akan serepot ini. Tidak pernah merasa "Panas". Jalan-jalan pasti akan tetap mendapatkan sinarnya yang terang. Khayalan ini menjadi keinginan untuk mengembalikannya seperti semula.

Namun, aku tidak ingin menjadi gelap karena ditinggalkan mereka. Masih ada "Matahari" lain yang tersisa. Bahkan, mungkin saja sinarnya lebih terang dari yang pernah ada. Teruslah bersinar para "Matahari". Tidak ada yang beda dari kalian.

Sukses kawans, BRAVO....


04 Februari 2009

Kembali Hilang II....


"Gi, ente keur sibuk teu?,"
"Heunte, kunaon?"
"Lamun heunteu Urang rek ngobrol, ayeuna urang di tukang,"
"Ehm...okelah,"

Percakapan singkat ini terjadi, setelah Samsung hitam milikku bergetar dimejanya dan langsungku angkat. Percakapan ini kembali mengingatkan akan terjadi sesuatu. Tanpa, basa-basi diriku langsung beranjak dari meja dan membawa dua hp milikku untuk menghampirinya yang sudah duduk disofa belakang.

Arrggghhhhh.....lagi-lagi obrolan ini menjadi serius dan menjadi lebih serius setelah diriku mendengar keputusannya. "Muali isukan, sigana urang geus moal didieu,"....

Hah...kembali tidak bisa menahan, tidak bisa berbuat banyak dan tetap berusaha untuk menjadi pendengar setia. Mengikuti keputusannya yang sudah bulat untuk lepas dari sini. Sama seperti sejumlah kawan yang sudah mendahuli langkah "pelepasan" ini.

Anjing...........

Ada yang bisa melakukan sesuatu tidak dengan keberadaan sekarang. Apa memang disengaja untuk dikebiri dan menginginkan kekacauan. Diriku tidak bisa melakukan banyak untuk kejadian ini. Dan, mungkin hal serupa akan kembali terjadi, besok, lusa, minggu depan, dan puncaknya bulan depan.

Ehm....selamat jalan kawans. Sekali lagi, selamat. Posisimu, tidak membuat diriku dendam sedikit pun. Gw hanya menyesalkan kondisi yang ada diatas kita. Semoga keburukan ini tidak berangsur lama. Goodbye .....